Rabu, 27 Mei 2009

Kesaksian Gushlan Esther

Dia lalu berkata dengan berani pada Yesus, “Yesus,” katanya, “Saya tahu Engkau hidup. Engkau sudah bicara padaku. Di dalam kitabku Engkau berkuasa menyembuhkan orang sakit. Engkau dapat menyembuhkan aku tapi aku tetap saja lumpuh. Kenapa?” Doanya dijawab dengan kesunyian. Sekali lagi dia menangis keras, “Jika Engkau bisa, sembuhkan aku! Kalau tidak, katakan kenapa? Aku tidak bisa hidup seperti ini.” Seketika ruangan dipenuhi lautan cahaya. Pertama-tama, Gulshan berpikir bahwa ini pasti cahaya yang datang dari lampu bacanya, tapi lampu itu jauh terlalu redup. Pikirnya, mungkin lampu dari luar dinyalakan oleh tukang kebun untuk menakuti pencuri mangga atau, mungkin, tukang kebun itu menyiram tanaman di pagi buta. Tapi semua pintu dan gorden tertutup dan tidak ada cahaya luar yang bisa masuk ke dalam rumah.

Pada saat ini, Gulshan mulai takut dan bersembunyi di bawah selendangnya. Tapi sesuatu membuatnya terus melihat cahaya yang terus-menerus bertambah terang sampai lebih terang dari cahaya di siang hari. Perlahan, tidak jauh dari tempat tidurnya, di tengah2 cahaya tampak 13 sosok manusia yang semakin jelas. 12 orang berdiri berbaris, tapi yang ke-13 (di tengah2) tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan yang lain.

Sekarang Gulshan gemetar ketakutan dan berdoa pada Tuhan untuk memberitahu siapa orang2 ini dan bagaimana mereka bisa masuk kamarnya padahal semua pintu dan jendela ditutup.

Ketika itu pula Orang yang berdiri di tengah berkata. “Bangun, ” perintahNya. “Inilah jalan yang telah kaucari. Akulah Yesus, anak Maryam, kepada siapa engkau berdoa dan sekarang Aku berdiri di depanmu. Bangun dan kemarilah.”

Gulshan mulai menangis dan protes bahwa dia terlalu lumpuh untuk menuruti perintahNya. Tapi Dia mengulangi perintahNya dan sekali lagi mengatakan bahwa Dia itu Yesus.

Gulshan masih ragu dan Dia mengatakan kalimatNya untuk kedua kalinya … lalu ketigakalinya pada waktu Gulshan belum juga bereaksi. Pelan2 Gulshan mulai merasakan kekuatan baru mengalir di anggota2 tubuhnya yang lumpuh. Dia meletakkan satu kakinya di lantai dan berdiri. Lalu, ajaib, dia lari dan bersimpuh di hadapan kakiNya. Gulshan merasa mandi cahaya yang termurni seakan matahari dan bulan bersama-sama menyinarinya. Cahaya itu tampaknya menembus hatinya, menampakkan banyak hal pada saat itu.

Yesus meletakkan tanganNya di kepala Gulshan, dan pada saat itu pula, ia melihat ada lubang di tanganNya dan melalui lubang ini cahaya menembus dan menyinari gaun tidurnya yang berwarna hijau sedemikian terangnya sampai gaun itu tampak putih. Dia berkata, “Akulah Yesus. Akulah Immanuel. Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Aku hidup dan sebentar lagi Aku datang. Mulai hari ini, engkau jadi saksiKu. Apa yang kau lihat sekarang dengan matamu dan kau dengar dengan telingamu harus kau sampaikan pada umatKu. Mulai sekarang engkau harus menjaga jubah dan badanmu tetap tanpa noda. Kemanapun kau pergi, Aku akan menyertaimu dan mulai hari ini engkau harus berdoa seperti ini …”

Dia lalu mengajarinya doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami. Tentu saja Gulshan belum pernah mendengar doa ini, dan tidak tahu tentang doa ini.

Pada waktu Gulshan melihat kaki dan tangannya, tampak di situ ada daging. Tapi tangannya, meskipun punya tenaga dan tidak layu sama sekali, tetap terasa kurang sempurna. Waktu dia bertanya tentang ini pada Yesus, Ia menjawab dengan lembut bahwa ia harus menjadi saksiNya. Sisa2 kelumpuhan pada tubuhnya untuk menunjukkan pada orang yang tidak percaya bahwa kesembuhan telah terjadi di bagian tubuh yang lain.

Tidak ada komentar: